Imoroving writing skills

How to improving writing style?

Sesuai dengan judulnya, bagaimana cara meningkatkan style, dan seberapa baikah usaha kita dalam menulis. Bagi rekan-rekan yang sedang belajar menulis (termasuk saya), kerap sekali dihadapkan dengan berbagai kesulitan, terutama pada Style dan Grammar (jika pada B. Inggris). Untuk itu saya akan mencoba sedikit sharing beberapa improvisasi, yang diambil dari sebuah buku yang derjudul “Grammatically Corect” yang di karang oleh -Anne Stilman.

1. Focus on whole as well as the part

Setiap kali menambah atau merevisi beberapa kata, baca kembali seluruh kata yang telah berubah, untuk memastikan bahwa segala sesuatunya masih berhubungan. Seringkali perubahan pada suatu tempat akan menimbulkan perubahan pada yang lainnya. Ketika jarak antara titik dengan titik telah dibuat, kembalilah ke beberapa titik sebelumnya untuk memastikan transisi kesesuaian. Begitupun ketika paragraf telah dibuat, baca kembali untuk melihat kecocokannya dengan kalimat lain, mungkin saja terdapat pergeseran topik, atau mungkin juga terdapat banyak perulangan kata.

2. Put Your work aside for a while and then come back to it

Adanya masa “Inkubasi” –masa penenangan, delay. Kita mungkin sudah yakin dengan polesan kata-kata yang telah dituangkan kedalam form, tapi keyakinan itu kerap kali berubah sesaat ketika melihat kembali apa yang telah di kerjakan. Masalah mulai keluar: kesesuaian, struktur kalimat yang canggung, kesalahan tata bahasa, keambiguan. Sehari atau lebih akan sangat ideal, tapi bahkan beberapa jam perbedaan sudah mulai tampak.

3. Have someone else look your work over

Setiap penulis, tidak peduli seberapa terampil, akan lebih baik jika bisa memanfaatkan pendapat orang kedua. Mengingat bahwasanya tulisan apapun pada akhirnya ditujukan untuk konsumsi orang lain, keduanya memiliki prioritas tersendiri, baik penulis ataupun pembaca. Perlu diingat pula, orang yang memberikan opininya belum tentu lebih baik daripada kita. Jadi pilihlah orang yang bisa memberikan opini dan bisa mewakili sebagi pembaca.

4. Read your text aloud

Mungkin teknik yang ke 4 ini agak nyeleneh. Sekarang, sampai pada titik ini mungkin saya sependapat dengan anda. Saya pernah mendengar saran ini berkali-kali, namun sedikitpun tidak pernah mempraktikannya, tidak relevan, terlalu memakan waktu. Tapi jika untuk cerpen ataupun essay tentu saya akan menggunakan teknik ini. Mengapa?

a. Itu membantu mengembangkan perspektif dan suara

b. Mengkarekterisasi pendeskripsian.

Saya belum yakin apakah teknik ini akan sesuai atau efektif untuk tulisan yang berskala panjang. Saya berharap anda dapat berbagi pengalaman tentang yang satu ini.